;

Rabu, 11 April 2012

Macam Macam Jenis Multikulturalisme

Rabu, 11 April 2012


a. Multikulturalisme Isolasionis Multikulturalisme 
isolasionis mengacu kepada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi satu sama lain. Contoh kelompok ini adalah seperti masyarakat yang ada pada sistem “millet” di Turki Usmani atau masyarakat Amish di USA. Kelompok ini menerima keragaman, tetapi pada saat yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari masyarakat lain umumnya.
b. Multikulturalisme Akomodatif Multikulturalisme akomodatif 
yakni masyarakat plural yang memiliki kultur atau budaya dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas. Masyarakat kaum multikultural akmodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kutural dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka; sebaliknya kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Tipe masyarakat multikulturalisme akomodatif ini dapat ditemukan di Inggris, Prancis, dan beberapa negara eropa lainnya.
c. Multukulturalisme Otonomis Multukulturalisme otonomis 
yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompk kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Fokus pokok kelompok ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok kultural dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok dapat eksis sebagai mitra yang sejajar. Contoh masyarakat jenis ini di antaranya ialah kelompok Quebecois di Kanada, dan kelompok-kelompok muslim imigran di Eropa yang menuntut untuk dapat menerapkan syari’ah, mendidik anak-anak mereka pada sekolah Islam, dan sebagainya.
d. Multikulturalisme Kritikal atau Interaktif Multikulturalisme 
kritikal atau interaktif yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu fokus dengan kehidupan kultural otonom, tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif mereka. Contoh jenis multikulturalisme ini ialah perjuangan masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat, Inggris, dan negara eropa lainnya.
e. Multikulturalisme Kosmopolitan 
Multikulturalisme kosmopolitan yakni dimana masyarakat plural berusaha menghapuskan batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat dimana setiap individu tidak lagi terkait pada budaya tertentu, dan sebaliknya secara bebas terlibat dalam eksperimen-eksperimen interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing. Sebagian besar pendukung multikulturalisme jenis ini ialah kelompok liberal yang memiliki kecenderungan postmodern, memandang seluruh budaya sebagai resources yang dapat mereka pilih dan ambil secara bebas.

f. Multikulturalisme Demokratis 
Multikulturalisme demokratis lebih menekankan kepercayaan pada normalitas keberagaman dan penerimaan atas keberagaman itu. Sebagai landasan budaya, multikulturalisme demokratis berkaitan erat dengan pencapaian keadaban (civility) yang sangat esensial bagi demokrasi yang berkeadaban dan keadaban yang demokrasi (democratic civility).
g. Multikultural Religius 
Multikultural religius menekankan tidak terpisahnya agama dari negara dan tidak mentolerir adanya faham, budaya, serta orang-orang yang atheis (anti agama atau anti Tuhan). Dalam konteks ini, multikulturalisme dipandang sebagai pengayaan terhadap konsep kerukunan umat beragama yang dikembangkan secara nasional. Jenis multikultural ini bisa ditemukan pada masyarakat Indonesia. Ini terihat dari sila pertama Pancasila dimana Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Meskipun Indonesia bukan merupakan negara agama, namun agama ini tak terpisahkan dari negara.


Sedangkan menurut Rob. Reich Multikulturalisme dapatdibagi menjadi dua rumusan yaitu:
a) Multikulturalisme Deskriptif 
Yaitu kenyataan sosial yang dikenal oleh pakar ilmu politik sebagai kenyataan pluralistik. Multikulturalisme deskriptif tidak mengakui adanya satu konsep mengenai yg disebut sesuatu yg baik (good). Sesuatu yg baik tergantung kepada nilai pluralistik dalam masyarakat. Dengan demak kebenaran yang disebut tunggal tidak dikenal dalam konsep multikulturalisme. Yang baik adalah yg dianggap benar oleh suatu masyarakat.
b) Multikulturalisme Normatif 
Berkaitan dengan dasar-dasar moral antara keterikatan seseorang dalam suatu negara bangsa. Artinya terdapat suatu ikatan moral dari anggota-anggotanya dalam batas-batas negara bangsa untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang telah menjadi kesepakatan bersama. Dalam kaitan ini multikulturalisme normatif merupakan suatu kritik sosial dalam membangun keinginan bersama dari suatu kelompok, membangun suatu wadah di dalam pluralitas budaya yang ada dalam komunitas tersebut.

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Ninik - 07.06

0 komentar:

Posting Komentar

ninik9001.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.